Mungkin sekeping harap itu pernah menghinggap
Mengisi rasa yang terkristal
Jauh membumbung tinggi
Hingga menjulang ke ujung bumi
Ada galau yang masih menyibakmu
Keragu-raguan tergenggam di selaksa bening matamu
Hingga kau bermuram durja
Melupakan ketulusan hati dan cinta ku
Adinda terkasih penghapus getar getar kerinduan ku
Mungkin aku hanyalah butiran debu yang mudah menguap
Mungkin aku hanyalah guratan sunyi di tepian senja
Mungkin aku hanyalah kekelaman yang mengabadi di penghujung malam
Mungkin aku hanyalah suara pungguk perindu bulatan kesempurnaan bulan
Namun perasaanku padamu adalah ...
Adalah tetesan air sungai kecil yang akan selalu bermuara di lautan
Adalah kehangatan pancaran mentari pagi yang memberi alam seutas senyum
Adalah buih buih embun di ujung rerumputan bak laksana permadani pengalung kesegaran alam
Rasa yang tergenggam ini akan mengabadi
Meretas, mengalir dan mengkristal
Walau pun puing puing retak yang menggores akan memecahkan kepingan
Akan ke rekat kembali dengan seutas tali kesetiaan
Kadang alunan kata tak senyata kehadirannya
Kadang kekeruhan jiwa menutupi pancaran nya
Maka biar dirimu kini memilah sesosok pemuja
Demi menemukan seseorang yang membawa mu pada kesucian hati dan pikiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar